Sabtu, 15 Desember 2012

KOMUNIKASI ORGANISASI MENURUT KATHERINE MILLER BESERTA PENDEKATAN-PENDEKATANNYA


KOMUNIKASI ORGANISASI

Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi.Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horisontal.
Menurut Katherine Miller (2005), di dalam tradisi teori kritikal merasakan suatu tanggungjawab tetapi tidak mudah menggambarkan di dalam dunia masyarakat (meskipun mereka mahu melihat gambaran itu merupakan satu langkah pertama yang penting di dalam proses teoritikal) tetapi untuk bekerja sebagai agen yang aktif di dalam perubahan yang radikal di dalam masyarakat.
Dalam bukunya yang berjudul “Communication Theories, Prespectives, Process and Contexts”, Katherine Miller mengatakan bahwa sebuah prespektif adalah sebuah cara untuk memandang atau melihat sebuah fenomena yang khusus. Dalam kaitannya dengan teori ilmu  komunikasi, prespektif adalah bagaikan sebuah lensa dimana kita dapat melihat dan meneropong sebuah proses komunikasi. Barnett Pearce mengartikan perspektif sebagai satu cara melihat atau memikirkan sesuatu.
Katherine Miller mengatakan: 'conceptualizations of communication have been abundant and have changed substantially over the years." Konsep komunikasi sudah banyak sekali, berubah-ubah setiap waktu, menyesuaikan dengan perkembangan zaman.












PENDEKATAN KLASIK
 
Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan Pendekatan
Tradisional (traditional approach) atau Pendekatan Konvensional
(conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan
sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System Life Cycle.
Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila
mengikuti tahapan pada System Life Cycle.

Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada Pendekatan
Klasik adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalam
mengembangkan sistem dan sebagai akibatnya proses pengembangan
perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan oleh
pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan terstruktur yang memberikan
alat-alat seperti diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data
dictionary), tabel keputusan (decision table). diagram IPO, bagan
terstruktur (structured chart) dan lain sebagainya yang memungkinkan
pengembangan perangkat lunak lebih terarah berdasarkan alat-alat dan
teknik-teknik tersebut.

2. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi mahal
Mahalnya biaya perawatan pada pendekatan sistem klasik disebabkan
karena dokumentasi sistem yang dikembangkan kurang lengkap dan
kurang terstruktur. Dokumentasi ini merupakan hasil dari alat-alat dan
teknik -teknik yang digunakan. Karena pendekatan klasik kurang didukung
oleh alat-alat dan teknik-teknik, maka dokumentasi menjadi tidak lengkap
dan walaupun ada tetapi strukturnya kurang jelas, sehingga pada waktu
pemeliharaan sistem menjadi kesulitan.

3. Kemungkinan kesalahan sistem besar
Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara untuk
melakukan pengetesan sistem, sehingga kemungkinan kesalahankesalahan
sistem akan menjadi lebih besar.

4. Keberhasilan sistem kurang terjamin
Penekanan dari pendekatan klasik adalah kerja dari personil-personil
pengembang sistem, bukan pada pemakai sistem, padahal sekarang
sudah disadari bahwa dukungan dan pemahaman dari pemakai sistem
terhadap sistem yang sedang dikembangkan merupakan hal yang vital
untuk keberhasilan proyek pengembangan sistem pada akhirnya.

Mulai awal tahun 1970 muncul suatu pendekatan baru disebut dengan
Pendekatan Terstruktur. Pendekatan ini pada dasarnya mencoba
menyediakan kepada analis sistem dengan alat-alat dan teknik-teknik untuk
mengembangkan sistem disamping tetap mengikuti ide dari system life cycle.

Implikasi Pendekatan Klasik dalam Organisasi
            Implikasi menekankan isi dari komunikasi adalah tentang pengerjaan tugas atau bagaimana pekerjaan dilakukan.komunikasi yang dapat dikatakan paling bawah atau dagkal dalam sebuah organisasi. Ada tiga jenis komunikasi dalam organisasi, ketiganya komunikasi yang berkaitan dengan tugas, berkaitan tentang inovasi yang berkaitan erat dengan pengungkapan ide-ide baru dan berhubungan dengan pemeliharaan yang biasanya berkaitan dengan hubungan antara manusia. Saluran komunikasi yang biasanya digunakan dalam pendekatan ini lebih banyak tertulis berupa form buku kerja, nstruksi, pernyataan misi, aturan dan evaluasi kinerja. Gaya komunikasi formal merupakan cerminan komunikasi pendekatan ini, panggilan pun juga formal dengan memanggil Ibu/Bapak. Bahasa tertulis dan juga lisan sangat formal, menghindari slang atau bahkan ekspresi komunikasi dilakukan dengan bahasa tingkat tinggi. Gaya komunikasi formal ini ternyata juga tercemin dalam bahasa non verbal misalnya gaya berpakaian.














PENDEKATAN HUMAN RESOURCES
Pendekatan sumber daya manusia menyatakan bahwa manusia pada dasarnya bersifat social dan ingin mengaktualisasikan dirinya.
Menurut pendekatan ini, ditempat kerja orang berusaha untuk memuaskan kebutuhan sosialnya, memberikan reaksi tekanan dari kelompok serta berusaha memenuhi kebutuhan pribadi. Pendekatan ini muncul untuk merevisi teori manajemen klasik yang ternyata tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Para ahli selanjutnya melengkapi teori manajemen klasik dengan menerapkan sosiologi dan psikologi dalam manajemen. Hubungan manusiawi (human relations) pada umumnya mengacu pada suasana kerja yang berasal dari hubungan antara manajer dengan karyawan. Jika hubungan manusia pada suatu organisasi efektif, maka suasana kerja akan mendorong semangat kerja dan keharmonisan suasana kerja.
Implikasi Human Resources dalam Organisasi
            Pendekatan ini membuka berbagai saluran komunikasi yang dianggap sesuai dan memilih serta menggantikan lebih dari satu saluran untuk mengkomunikasikan sebuah pesan. Contoh misalnya, informasi kenaikan gaji dapat disampaikan dengan cara memo dan tatap muka melalui pertemuan, dan lain-lain.
            Mengenai gaya komunikasi yang digunakan lebih banyak informal meskipun formalpun tetap dilakukan. Hal ini sejalan dengan tujua dari pendekatan ini adalah selain memaksimalkan produktivitas melalui keunikan masing-masing individu, yang berarti meningkatkan efektifitas organisasi sekaligus memenuhi harapan dari anggota. Pada sisi pemenuhan harapan dari anggota, gaya komunikasi informaldianggap lebih baik daripada formal karena dengan informal bawahan/anggota lebih merasa nyaman dalam memberikan pendapat. Tetapi seperti telah disebutkan bahwa para atasan juga tetap menggunakan gaya komunikasi formal untuk kondisi tertentu yang dianggap perlu.
Penerapan Pendekatan Human Resources dalam Organisasi
            Organisasi dewasa ini banyak yang mengadopsi pendekatan ini karena dilihat sangat ideal untuk menjalankan organisasi kontemporer. Pandangannya tentang dua sisi yang memperhatikan efektifitas organisasi tetapi tidak melupakan kepuasan karyawan dianggap sangat memadai bagi perkembangan sebuah organisasi. Keterlibatan disini adalah proses pemberian kesempatan pada karyawan untuk berpartisipasi untuk menggunakan dan mencurahkan seluruh kemampuannya, hal tersebut didesain untuk meningkatkan komitmen karyawan baik individu maupun kelompok dalam rangka meningkatkan keberhasilan organisasi.



PENDEKATAN HUMAN RELATION

Hubungan antar manusia mendasari interaksi dan komunikasi antara bidan dengan pasien dalam pelayanan kebidanan.
Ciri hakiki “Human Relations“, yaitu:
1.      Proses rohaniah yang tertuju kepada “kebahagiaan” berdasarkan watak, sifat, perangai, kepribadian, sikap, tingkah laku, dan lain-lain.
2.      Aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia.
Proses rohaniah dengan perasaan bahagia ini berlangsung pada “Komunikasi Antar Personal”. Karena sifatnya “dialogis“, maka masing-masing tahu, sadar, dan merasakan efeknya.
Human Relation dalam arti luas :
Komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasaan hati pada kedua belah pihak.
Suksesnya seseorang dalam melaksanakan “Human Relations” karena ia berkomunikasi secara etis, ramah, sopan, menghargai, dan menghormati orang lain.
Human Relations ini dilakukan dimana saja —> di rumah, pasar, kampus, toko, dalam bis, kereta api, dan sebagainya.

Implikasi pendekatan human relation dalam organisasi
            Seperti halya pada pendekatan-pendekatan sebelumnya, akan dilihat implikasi dari pendekatan ini dengan komunikasi organisasi. Yang pertama adalah mengenai isi komunikasi. Pada pendekatan ini komunikasi yang berkaitan dengan tugas tetap ada tetap diikuti dengan komunikasi yang dapat meningkatkan kualitas hubungan antar manusia dalam organisasi. Kedua mengenai aliran informasi aliran vertikal tetap diperlukan tetapi pada pendekatan ini aliran komunikasi horisontal lebih ditingkatkan ato didukung untuk dilakukan.
            Selanjutnya tentang saluran komunikasi, komunikasi tatap muka menjadi pusat perhatia dalam pendekatan ini. Komunikasi tatap muka dianggap mampu mewakili saluran yang digunakan untuk saling menghubungkan orang-orang karena kehadiran sosial mampu menghadirkan emosi dan sosial dalam berkomunikasi. Terlebih lagi komunikasi tertulis seperti pada pendekatan klasik memang kurang mamou mengungkapkan petunjuk non verbal dan juga umpan balik yang segera.
            Gaya komunikai lebih informal dibanding pendekatan klasik. Hal ini muncul karena dalam pendekatan human relation ini ditentukan tentang perlunya bersosialisasi dalam organisasi untuk menjawab keinginan berafiliasi anggota. Mengenai hubungan antara atasan dan bawahan, apabila perbedaan status dapat diperkecil maka kepuasan akan terbentuk.

Penerapan Human Relation dalam Komunikasi Organisasi
Pada organisasi dewasa ini hubungan antara atasan dan bawahan banyak yang menganut pendekatan ini. Hampir jarang terlihat atasan memperlakukan bawahan seperti budak bahkan dalam pekerjaan yang memang diikuti oleh hubungan majikan dan budak, misal hubungan dalam pekerjaan dalam organisasi seperti rumah tangga antara pembantu dan majikan, pekerja dan mador di perkebunan, dll.
Kesimpulan:
Proses interaksi melibatkan perasaan, kata yang diucapkan dalam komunikasi, mencerminkan perasaan dan sikap, proses penyesuaian diri. Hubungan antar manusia secara luas mencoba menemukan, mengidentifikasi masalah dan membahas untuk mendapatkan pemecahan masalah.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar